/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Total Tayangan Halaman

Selasa, 05 November 2013

KOLAM SEGARAN



Kolam segaran merupakan bangunan kolam kuno terbesar yang mencerminkan kemampuan Kerajaan Mojopahit beradaptasi dengan lingkungannya. Orang yang pertama kali menemukan kolam ini adalah Ir. Henry Maclain Pont pada tahun 1926. Bentuk denah kolam empat persegi panjang berukuran panjang 375 m dan lebar 125 m. Dinding kolam setinggi 3,16 m, sementara lebarnya 1,6 m. Lokasinya berada di Dukuh Trowulan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan. Nama 'Segaran' berasal dari bahasa Jawa segara yang berarti 'laut', mungkin masyarakat setempat mengibaratkan kolam besar ini sebagai miniatur laut. Tembok dan tanggul bata merah mengelilingi kolam yang sekaligus memberi bentuk pada kolam tersebut. Saat ditemukan pada tahun 1926, struktur tanggul dan tembok bata merah tertimbun tanah dan lumpur. Pemugaran dilakukan beberapa tahun kemudian dan kini kolam Segaran difungsikan oleh masyarakat setempat sebagai tempat rekreasi dan kolam pemancingan.

Fungsi asli kolam ini belum diketahui, akan tetapi penelitian menunjukkan bahwa kolam ini memiliki beberapa fungsi, antar lain sebagai kolam penampungan untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk kota Majapahit yang padat, terutama pada saat musim kemarau. Dugaan populer lainnya adalah kolam ini digunakan sebagai tempat mandi dan kolam latihan renang prajurit Majapahit, di samping itu kolam ini diduga menjadi bagian taman hiburan tempat para bangsawan Majapahit menjamu para duta dan tamu kerajaan.
suber: wikipedia Indonesia

CANDI JOLOTUNDO



Candi Jolotundo,sebuah bangunan petirtaan atau air keabadian/amerta dilereng bukit Bekal salah satu puncak gunung penanggungan tepatnya didesa Seloliman, trawas,mojokerto yang dibuat masa majapahit 997 M.Candi ini proses perjalanan sejarahnya sungguh unik mengingat petirtaan jolotundo adalah sebuah kolam cinta antara raja bali udaya dengan putri guna dharma asal jawa dan konon kolam ini disiapkan untuk menyambut kelahiran airlangga 991 M.Candi Jolotundo juga menjadi petilasan sejarah kerajaan kahuripan masa airlangga kemudian menariknya petirtaan Jolotundo diduga kuat sebagai tempat pemandian raja maupun ratu kerajaan Kahuripan kala itu dengan kolam terpisah .Kini pemandian Jolotundo pun yang banyak dimanfaatkan wisatawan juga kolam terpisah sesuai gender.Petirtaan atau candi Jolotundo arsitektur bangunannya indah mempesona didinding candi dihiasi beberapa bentuk pancuran kemudian dinding candi dibagian lain juga dihiasi beragam motif relief yang eksotif dan dibagian dinding candi juga dijumpai tulisan berbahasa jawa"gempeng" yang berarti hancur atau luluh lantah .Uniknya petirtaan Jolotundo yang panjang 16,85 meter lebar 13,52 meter dan kedalaman 5,2 meter dengan bahan dasar bangunan terbuat dari batu andesit dan air dalam kolam petirtaan Jolotundo diduga kuat memiliki zat mineral terbaik didunia sejenis zam-zam .Air dalam kolam Jolotundo tidak pernah habis meski kemarau panjang.Tak heran pemandian Jolotundo ini banyak dijadikan tempat pemandian favorit masyarakat ataupun wisatawan Mojokerto dan sekitarnya .Para wisatawan percaya air dipemandian Jolotundo mampu membuat awet muda bahkan diyakini mempunyai beberapa khasiat penting lainnya.Wisata diPertirtaan Jolotundo cukup menyenangkan pasalnya disekitar petirtaan ini dibangun pendopo maupun gazebo sembari menikmati kekayaan alam kawasan petirtaan Jolotundo yang sungguh indah mempesona.Kawasan petirtaan ini disekelilingi anekaragam tanaman tropis,tanaman hias,tanaman cemara dan tanaman pinus kemudian tidak jauh dijumpai sawah terasiring membuat suasananya sejuk nan asri.Perjalanan wisata kurang lengkap bila berwisata ria dipetirtaan Jolotundo tanpa menyaksikan tradisi melasti yang digelar masyarakat hindu Mojokerto,sidoarjo dan daerah lainnya menjelang perayaan hari nyepi setiap tahunnya.Tradisi melasti ,sebuah perayaan umat hindu dengan mengadakan perjalanan arak-arakan dari suatu pura dikawasan Jolotundo menuju pertirtaan Jolotundo sebagai pusat kegiatan tradisi melasti.Uniknya prosesi arak-arakan membawa sejumlah ayam,bebek,itik serta hasil bumi kemudian sepanjang perjalanan menuju petirtaan Jolotundo diiringi musik dan peserta arak-arakan terdiri dari anak-anak hingga orang tua memakai pakaian putih khas bali.Prosesi tradisi melasti cukup unik mulai rangkaian doa ,puja bakti yang dilakukan secara bergantian oleh puluhan rohaniawan,pemangku adat kemudian diakhiri pelepasan sejumlah ayam,bebek dan hasil bumi ke dalam kolam/petirtaan Jolotundo.Peristiwa unik saat pelepasan sejumlah ayam dan bebek ke dalam kolam/petirtaan Jolotundo pasalnya itik, ayam maupun bebek takut air sehingga ketika ayam-bebek dilepas ke dalam kolam ayam,itik-bebek berlarian kesana kemari menjadi rebutan anak-anak.Tradisi melasti memberi arti sendiri bagi umat hindu yakni menyucikan jagat dan diri segala kegiatan keduniawian sebelum menjelang hari nyepi.Petirtaan Jolotundo hingga sekarang tetap menjadi tempat favorit wisatawan baik sekedar refreshing,jalan-jalan maupun melakukan pembersihan diri dikolam jolotundo.Menjelang hari 1 suro masyarakat desa jolotundo menggelar bersih desa dilokasi petirtaan Jolotundo ,maka tak dipungkiri bila kawasan petirtaan Jolotundo makin ramai dikunjungi wisatawan majokerto dan sekitarnya sekedar bermain,berwisata disekitar kolam jolotundo maupun melakukan kegiatan ritual.




PENDOPO AGUNG



Pendopo Agung Mojokerto adalah sebuah bangunan khusus khas nuansa Mojopahit dan sering difungsikan sebagai tempat pertunjukan kesenian, studi tour, lomba, tempat pertemuan dengan suasana yang teduh dan nyaman juga sebagai tempat untuk istirahat/rekreasi. Lokasinya berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan. Tempat tersebut diyakini sebagai pusat kerajaan Majapahit. Bagian bangunan asli yang masih tersisa dari Pendopo Agung hanya 26 buah umpak (batu penyangga tiang) saja, sedangkan bangunan Pendopo Agung yang sekarang berdiri merupakan bangunan baru. Di pendopo ini pula, diyakini Mahapatih Gajah Mada dahulu mengikrarkan Sumpah Palapa (Palapa kemudian dipakai sebagai nama satelit komunikasi pertama yang ‘menyatukan’ komunikasi di seluruh Indonesia). Di depan Pendopo Agung, di sebelah kiri, terdapat patung sang Mahapatih, dan di depan pendopo terdapat patung Raden Wijaya.
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Mojokerto

CANDI TIKUS



Candi Tikus merupakan replika atau lambang Mahameru. Candi ini disebut Candi Tikus karena sewaktu ditemukan merupakan tempat bersarangnya tikus yang memangsa padi petani.
Di tengah Candi Tikus terdapat miniatur empat buah candi kecil yang dianggap melambangkan Gunung Mahameru tempat para dewa bersemayam dan sumber segala kehidupan yang diwujudkan dalam bentuk air mengalir dari pancuran-pancuran/jaladwara yang terdapat di sepanjang kaki candi. Air ini dianggap sebagai air suci amrta, yaitu sumber segala kehidupan.
Arsitektur bangunan melambangkan kesucian Gunung Mahameru sebagai tempat bersemayamnya para dewa. Menurut kepercayaan Hindu, Gunung Mahameru merupakan tempat sumber air Tirta Amerta atau air kehidupan, yang dipercaya mempunyai kekuatan magis dan dapat memberikan kesejahteraan, dari mitos air yang mengalir di Candi Tikus dianggap bersumber dari Gunung Mahameru. Lokasinya berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Mojokerto